Sabtu, 07 Maret 2009

3. Program PNF Perlu di Kembangkan

“Pendidikan nonformal itu mencakup segala bentuk proses pembelajaran yang berlangsung di luar system persekolahan (formal). Apapun bentuknya, yang penting kegiatan terorganisir. Dengan demikian, semua kebutuhan belajar yang tidak dapat dilayani di bangku persekolahan, hendaknya secara kreatif dapat diambil oleh pendidikan nonformal.” Demikian salah satu pokok pikiran yang diungkapkan oleh Sanapiah Faisol dalam kegiatan Temu Konsultasi, Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pendidikan Nonformal tahun 2008, yang berlangsung di BPPNFI (20/6).

Sanapiah, yang juga dosen pendidikan luar sekolah Universitan Negri Malang ini menganalogikan Pendidikan nonformal sebagai hutan belantara, di dalamnya tumbuh bermacam-macam tanaman sesuai dengan fungsi yang dapat memenuhi kebutuhan mahluk hidup yang membutuhkannya. Artinya, pendidikan nonformal mempunyai tujuan tertentu sesuai kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sasaran pendidikan nonformal sangat beragam (termasuk murid sekolah formal). Layanan pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang buta huruf dan terkendala dalam memperoleh pendidikan, tetapi juga melayani mereka yang berkeinginan menambah pengetahuan dan ketrampilannya melalui pendidikan vocasional. Misalnya, Kursus komputer bagi staf kepolisian bagian penyidikan, Work shop sertifikasi bagi guru, Pelatihan karya tulis ilmiah, Kursus teknisi hand phone, dan lainnya. “Dengan demikian, pendidikan nonformal berperan sebagai helping some one to learn.” Ujarnya dihadapan peserta yang terdiri dari utusan SKB dan BPKB se wilayah kerja BPPNFI regional 4 Surabaya.

Sayangnya, masih menurut dosen kelahiran pulau sumbawa ini, penyebaran informasi tentang pendidikan nonformal melalui kegiatan penyuluhan, kurang dilakukan. Hal ini harus menjadi kepedulian para praktisi pendidikan nonformal di lapangan. Sosialisasi program pendidikan nonformal yang perlu diketahui oleh masyarakat bisa dilakukan dengan memanfaatkan organisasi lokal yang telah ada, seperti melalui kegiatan PKK, Majlis Ta’lim, Arisan Kampung maupun Posyandu. Tentunya kegiatan ini juga melibatkan tokoh masyarakat setempat sebagai key person. “Sudah waktunya para penyelenggara pendidikan nonformal rajin mengadopsi metode dan model pembelajaran yang inovatif untuk membekali warga belajar memasuki dunia usaha atau pun dunia industri.” Katanya, mencoba menginspirasi peserta agar program-program ke depan semakin terasakan manfaatnya bagi masyarakat yang menjadi sasaran program.

Temu konsultasi, Koordinasi dan Sinkronisasi yang dilaksanakan selama tiga hari ini, diisi dengan pemaparan materi tentang Strategi Kebijakan Program Direktorat PAUD, Strategi Kebijakan Program DIKMAS, Strategi Kebijakan Program Direktorat Kursus dan Kelembagaan, Informasi seksi program dan seksi Informasi BPPNFI regional 4, Strategi Kebijakan Program Direktorat Kesetaraan, , Strategi kebijakan pola terpadu program BPPNFI regional 4, Konsep dan teori pengembangan program PNFI, Informasi Keuangan BPPNFI regional 4, Informasi kepamongan BPPNFI regional 4 dan pembulatan masalah.
”Dengan penyampaian materi diatas, harapannya tentulah para pekerja pendidikan nonformal semakin profesional dan bermartabat dalam mengemas program pembelajaran sesuai kebutuhan warga belajar.” Demikian kata Sanapiah yang membawakan makalah berjudul Pengembangan Program Pendidikan nonformal berdasarkan Konsep, Filosofi dan Teori Pendidikan di luar Sistem Persekolahan.


Sumber: Edi Basuki (BP-PNFI Reg. IV Surabaya)
http://www.jugaguru.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar